Ingin Klinik Lebih Hemat Biaya Hingga 30%? Vit Jawabannya

Tantangan terbesar yang dihadapi banyak klinik di Indonesia saat ini bukan hanya terbatas pada jumlah pasien, tapi juga pada sistem kerja yang kompleks, boros biaya, dan minim dukungan teknologi. Menjawab kebutuhan tersebut, Vit, platform layanan kesehatan digital asal Indonesia, hadir dengan pendekatan baru: efisiensi tanpa kompromi terhadap kualitas.

Melalui sistem digital yang terintegrasi dan fleksibel, Vit memproyeksikan bahwa klinik dapat menekan biaya operasional hingga 30%, memangkas waktu pelayanan per pasien sebesar 32%, dan meningkatkan retensi pasien hingga 40%—berkat model pembayaran yang lebih adaptif, sistem yang ringkas, dan kemampuan menjalin hubungan langsung dengan pasien.

“Kami sadar, adopsi teknologi di sektor klinik itu tidak bisa dipukul rata. Maka kami merancang sistem yang bisa langsung dipakai tanpa investasi mahal di awal,” ujar Andri Kurniawan, CEO Vit.

1. Klinik Hemat Biaya Karena Bayar Saat Pasien Datang

Salah satu fitur utama yang membuat Vit berbeda adalah model Pay-As-You-Go (PAYG). Klinik tidak perlu membayar langganan bulanan yang mahal, cukup bayar jika ada pasien yang datang dan memakai sistem. Ini menjadi solusi cerdas bagi klinik kecil, baru berdiri, atau yang ingin efisiensi keuangan.

“Dengan skema PAYG, klinik tidak harus terbebani biaya tetap. Ini sangat membantu mereka yang baru memulai atau punya trafik yang fluktuatif,” tambah Apri Pardede, CTO Vit.

2. Layanan Lebih Cepat Karena Data Pasien Terintegrasi

Sistem Vit memungkinkan pasien membawa dan mengakses rekam medis pribadinya sendiri melalui aplikasi. Hal ini tidak hanya mempercepat proses registrasi dan diagnosis, tetapi juga mengurangi beban input data yang biasanya menyita waktu tenaga kesehatan.

“Ketika pasien sudah punya riwayatnya sendiri, tenaga medis tinggal validasi. Tidak perlu lagi mengulang dari nol, dan ini mempercepat waktu layanan,” ujar dr. Zwasta P. Mahardhika, M.Med.Ed., Sp.KKLP, CMO Vit.

3. Pasien Lebih Loyal Karena Komunikasi Langsung

Melalui fitur notifikasi otomatis, pengingat kunjungan, informasi hasil pemeriksaan, dan edukasi berbasis personalisasi, Vit membuka jalur komunikasi langsung antara klinik dan pasien. Klinik tak perlu bergantung pada promosi luar atau call center—semua bisa dilakukan dari satu dashboard.

“Hubungan ini membuat pasien merasa diperhatikan dan dihargai. Itu sebabnya mereka lebih cenderung kembali ke klinik yang sama,” jelas dr. Zwasta.

4. Modular, Fleksibel, dan Cepat Diimplementasikan

Kelebihan lain dari Vit adalah kemudahan integrasi dan skala adopsi. Klinik bisa mulai dari fitur dasar, lalu menambahkan fitur-fitur lanjutan sesuai pertumbuhan dan kebutuhan.

“Beberapa mitra kami bahkan hanya mulai dari laptop dan internet. Tidak perlu infrastruktur server khusus. Intinya, cepat, praktis, dan scalable,” ungkap Apri.

Mendorong Klinik Baru Bertumbuh Lebih Cepat

Dengan pendekatan ini, Vit bukan hanya menawarkan teknologi, tapi juga strategi bertumbuh bagi fasilitas kesehatan. Klinik tidak lagi harus memilih antara efisiensi dan kualitas layanan—keduanya bisa didapatkan secara bersamaan.

“Kami ingin jadi partner pertumbuhan, bukan hanya penyedia software. Dan kami percaya, saat klinik menjadi lebih kuat, ekosistem kesehatan Indonesia juga akan naik kelas,” tutup Andri.

Tentang Vit

Vit adalah platform digital kesehatan yang dirancang untuk memudahkan klinik, praktik mandiri, dan pasien dalam mengelola layanan kesehatan secara efisien, aman, dan terhubung. Dengan solusi modular, sistem interoperabilitas data, dan pendekatan yang ramah bagi klinik kecil maupun besar, Vit bertekad menciptakan ekosistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Info lebih lanjut: www.vit.co.id